MOM [Vignette]

mom_quimbkee_melurmutia

Title : MOM || Author : Quimbkee|| Rate : General || Length : Fluff || Genre : Family || Cast’s : Kim Taeyeon [GG],  Her Mom|| Credit Poster : Melurmutia (cafeposterart.wordpress.com)  ||  Disclaimer : Inspired by my own experience and someone story

“Yang aku tahu saat ini aku hanya ingin, MENANGIS”

***

Hari ini salju pertama yang turun. Aku tahu salju itu indah, tapi… ada suatu hal yang membuatku tak bisa menikmati salju yang turun. Sesuatu yang membuatku harus berpikir keras. Besok penerimaan rapor semester.

Aku masih ingat saat kami—aku dan teman-temanku, sedang asyik menonton film fantasy dengan pemain yang cantik dan juga tampan, tiba-tiba, suara yang berasal dari Kihwa mengagetkanku. Ya, hanya aku. Kenapa? Karena suara Kihwa memang menginformasikan tentang aku saja. Hanya tentang aku. Tentang Kim Taeyeon!

Aku harus membatalkan melihat aksi Jace—nama pemeran film yang kutonton, karena Kihwa mengatakan bahwa aku harus menemui Hwang Saengnim di ruangan guru. Kalian tahu apa pikiranku saat itu? Aku hanya memikirkan tentang nilaiku. Nilaiku yang mungkin mengecewakan.

Dan, dugaanku tepat sekali. Nilaiku memang mengecewakan. Hwang Saengnim bilang aku harus lebih rajin lagi belajar dan sedikit memarahiku karena aku tidak mengambil raporku yang sebelumnya.

Inti permasalahannya bukan terletak pada raporku yang belum di ambil ataupun nilaiku yang nyaris hancur. Permasalahannya adalah Ibuku. Ya, ibuku. Hwang Saengnim tentu saja menanyakan “Mengapa Ibumu tak bisa menjemput rapormu, Taeyeon?”

Otakku harus bisa berpikir sebuah kebohongan yang bisa dipercayai oleh Hwang Saengnim hingga aku menjawab “Saat itu Ibuku harus pergi ke Busan, Saengnim”

Hwang Saengnim tampak sekali mengerutkan keningnya “Apa Ibumu pergi selamanya dan menetap di Busan?”

Aku terperangah saat mendengar pertanyaan yang sedikit membuatku kaget. Sebetulnya aku tak berbohong dengan hal itu, hanya saja Ibuku hanya pergi selama 3 hari di Busan. “Tidak, Saengnim” aku tertunduk malu dan sedih. Tentu saja.

Aku melihat wajah Hwang Saengnim semakin berkerut “Apa Ibumu tak ingin anaknya berhasil? Apa kau masih harus membantu menjalankan bisnis Ibumu? Untuk saat ini Saengnim hanya ingin kau fokus pada ujian universitas dan cobalah bicara secara baik-baik dengan ibumu soal ini. Saengnim mengatakan ini hanya untuk kebaikanmu, Taeyeon”

Aku terdiam. Mataku memanas. Aku sangat sedih saat Hwang saengnim mengucapkan kalimat itu untuk beberapa detik yang lalu. Rasanya aku ingin menangis saat itu juga. Bagaimana tidak? Hwang Saengnim baru saja mengatakan sebuah inti perkelahian hebatku dengan Ibu tadi malam. Selama ini aku selalu mengikuti kemauan ibuku untuk membantunya menjalankan bisnis keluarga, tapi saat aku ingin masuk universitas ibuku malah meledekku dan tidak akan mau untuk melanjutkan keinginan belajarku itu.

Aku menahan air mataku yang sempat bergenang. “Bukan seperti itu, Saengnim”

Aku bukan sok baik ataupun naif tapi aku tak sanggup jika orang lain berpikiran buruk untuk ibuku. Aku tahu ibuku adalah seorang wanita karir, setelah ayahku tak bisa lagi menafkahi kami, ibuku satu-satunya tulang punggung keluargaku. Aku hanya anak tunggal dan itu tak terlalu sulit—menurutku.

Aku tahu ibuku bertindak seperti itu hanya ingin membuatku sadar dan pandai bertindak, bukan hanya belajar melalui teori-teori yang belum tentu dapat digunakan dengan benar, begitulah menurut pandangan ibuku.

Tapi,

Aku ingin menjadi seseorang yang lebih daripada ibuku.

Aku menghela nafas saat memikirkan kejadian beberapa jam yang lalu disekolah. Aku dengar, hari ini ibuku akan pergi ke Namwon untuk suatu hal yang tidak begitu penting sekali.

Aku terdiam beberapa saat lalu melanjutkan perjalananku menuju rumah. Satu-satunya yang ingin aku temui adalag ibuku. Aku takut tak bisa mengungapkan semua isi hatiku jika ibu sudah berangkat ke Namwon.

Aku dapat melihat ibuku tengah menyiapkan segala keperluannya selama di Namwon.

Aku berjalan mendekatinya “Ibu, kau akan berangkat sekarang?”

Ibu terlihat tak peduli “Ya, tepatnya lima belas menit lagi, Taeyeon”

Aku tahu ini sulit, tapi aku harus mencobanya!

“Ibu, aku ingin mengatakan bahwa nilaiku saat ini menurun dan Hwang Saengnim menyuruhku untuk lebih fokus dengan ujianku yang akan datang sebentar lagi. tapi, di satu sisi aku tak mau mengecewakanmu. Aku tahu, ibu pasti lelah dengan semua kegiatan yang ibu lakukan. Tapi, aku ingin melakukan kedua hal itu dengan baik. Dan satu-satunya cara adalah dengan meminta ibu mendoakanku agar aku bisa melakukan kedua hal itu dengan benar dan sukses. Dan aku sangat menyayangimu, Ibu” aku berucap tanpa beban dengan linangan air mata yang entah sejak kapan mengalir dipipiku.

Aku melihat raut ibu yang sepertinya terkejut mendengar ucapanku dan detik berikutnya aku merasakan pelukan ibuku pada tubuhku. Aku tersentak. Ini pelukan pertama sejak aku sering mengalami kesalahpahaman bersama ibu. Ibu mengelus punggungku lembut dan berucap “Tentu, ibu pasti selalu mendoakanmu, Taeyeon”

Aku saat ini benar-benar ingin Menangis.

FIN

Udah fin, ini sebuah kisah nyata dari salah satu teman karibku. Aku juga sedih sih melihat dia harus ditekan guru untuk belajar giat sementara dia harus menolong ibunya dan juga karena bertepatan dengan hari ibu juga tentunya.

Selamat hari ibu

Leave a comment